Avian / Flu Burung
Avian influenza atau biasa disebut flu burung merupakan suatu penyakit viral pada unggas terutama kalkun dan burung liar, yang menciri dengan adanya gangguan pernafasan depresi dan penurunan konsumsi makanan dan minuman, adanya penurunan jumlah produksi telur, serta penurunan daya tetas pada ayam pembibitan.
Etiologi
Avian influenza atau flu burung pada unggas disebabkan oleh virus influenza yang tergolong dalam family orthomyxoviridae. Virus ini merupakan virus dari golongan RNA virus yang mempunyai aktivitas hemaglutinin dan neuramidase. Virus avian influenza memiliki 3 tipe antigenic yang berbeda, yaitu tipe A,B, dan C. Setiap tipe dari virus avian influenza ini ditentukan oleh struktur antigenicprotein nuclei dan matriks antigen, yang saling berhubungan erat diantara virus avian influenza tertentu. Virus Avian influenza tpe A dapat ditemukan pada unggas, manusia, babi, kuda dan kadang-kadang dapat dijumpai pada mamalia lainnya, seperti anjing laut dan ikan paus. Virus avian influenza tipe B dapat ditemukan pada manusia.
Berdasarkan pada struktur antigen permukaan, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N), maka virus avian influenza dapat dibagi menjadi beberapa subtype. Sekarang ini telah dikenal banyak sekali subtype tipe avian influenza, ada sekitar 15 subtipe virus avian influenza yang telah diketahui
Variasi antigenic pada virus avian influenza dapat ditemukan dengan frekuensi yang tinggi dan melalui 2 cara, yaitu drift dan shift. Drift antigenic terjadi oleh adanya perubahan struktur antigenic yang bersifat dominan pada antigen permukaan H atau N. Virus avian influenza pada unggas dilaporkan lebih jarang mengalami drift antigenic daripada virus pada manusia.
Gejala Klinik
Masa inkubasi berkisar antara bebrapa jam sampai 3 hari, masa inkubasi tersebut tergantung dari dosis virus, rute kontrak dan juga spesies unggas yang terserang. Gejala flu burung sangat bercariasi dan tergantung pada spesies unggas yang terinfeksi, galur virus dan factor lingkungan. Gejala yang terlihat dapat berupa gangguan pada saluran pernafasan, pencernaan, reproduksi ataupun gangguan pada system syaraf.
Pada ayam petelur, biasanya jumlah telur akan menurun drastic, disertai juga dengan pengurangan daya tetas telur. Disamping itu, pigmentasi pada telur juga menghilang pada sekitar 20% dari ayam dalam kelompok tertentu. Pada avian influenza yang disebabkan oleh virus yang sangat pathogen, maka morbiditas dan mortalitas dapat mencapai 100%. Mortalitas biasanya meningkat 10 50 kali dari hari sebelumnya kemudian akan mencapai puncaknya pada hari ke 6 sampai dengan ke 7 setelah adanya gejala.
Pengobatan Dan Pencegahan
Avian influenza ( AI ) sampai saat ini belum ditemukan obatnya, walau baru-baru ada sebuah penemuan dengan menggunakan ekstrak mahkota dewa yang diklaim bisa menghambat perkembangan virus Avian influenza hingga 87 %. Pengobatan pada avian influenza sekarang ini lebih ditujukan pada pengobatan penyakit sekunder, dan juga dilakukan terapi supportif dengan multivitamin untuk membantu proses rehabilitasi jaringan yang rusak.
Untuk mencegah timbulnya wabah avian influenza, maka diperlukan pengamanan biologis yang ketat serta perlunya aspek manajemen lainnya secara optimal. Yang perlu diketahui, sumber utama penyebaran virus avian influenza adalah unggas sakit dan sekresinya, sehubungan dengan hal itu, maka sangat penting untuk memisahkan unggas yang sakit dengan unggas yang sehat
Etiologi
Avian influenza atau flu burung pada unggas disebabkan oleh virus influenza yang tergolong dalam family orthomyxoviridae. Virus ini merupakan virus dari golongan RNA virus yang mempunyai aktivitas hemaglutinin dan neuramidase. Virus avian influenza memiliki 3 tipe antigenic yang berbeda, yaitu tipe A,B, dan C. Setiap tipe dari virus avian influenza ini ditentukan oleh struktur antigenicprotein nuclei dan matriks antigen, yang saling berhubungan erat diantara virus avian influenza tertentu. Virus Avian influenza tpe A dapat ditemukan pada unggas, manusia, babi, kuda dan kadang-kadang dapat dijumpai pada mamalia lainnya, seperti anjing laut dan ikan paus. Virus avian influenza tipe B dapat ditemukan pada manusia.
Berdasarkan pada struktur antigen permukaan, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N), maka virus avian influenza dapat dibagi menjadi beberapa subtype. Sekarang ini telah dikenal banyak sekali subtype tipe avian influenza, ada sekitar 15 subtipe virus avian influenza yang telah diketahui
Variasi antigenic pada virus avian influenza dapat ditemukan dengan frekuensi yang tinggi dan melalui 2 cara, yaitu drift dan shift. Drift antigenic terjadi oleh adanya perubahan struktur antigenic yang bersifat dominan pada antigen permukaan H atau N. Virus avian influenza pada unggas dilaporkan lebih jarang mengalami drift antigenic daripada virus pada manusia.
Gejala Klinik
Masa inkubasi berkisar antara bebrapa jam sampai 3 hari, masa inkubasi tersebut tergantung dari dosis virus, rute kontrak dan juga spesies unggas yang terserang. Gejala flu burung sangat bercariasi dan tergantung pada spesies unggas yang terinfeksi, galur virus dan factor lingkungan. Gejala yang terlihat dapat berupa gangguan pada saluran pernafasan, pencernaan, reproduksi ataupun gangguan pada system syaraf.
Pada ayam petelur, biasanya jumlah telur akan menurun drastic, disertai juga dengan pengurangan daya tetas telur. Disamping itu, pigmentasi pada telur juga menghilang pada sekitar 20% dari ayam dalam kelompok tertentu. Pada avian influenza yang disebabkan oleh virus yang sangat pathogen, maka morbiditas dan mortalitas dapat mencapai 100%. Mortalitas biasanya meningkat 10 50 kali dari hari sebelumnya kemudian akan mencapai puncaknya pada hari ke 6 sampai dengan ke 7 setelah adanya gejala.
Pengobatan Dan Pencegahan
Avian influenza ( AI ) sampai saat ini belum ditemukan obatnya, walau baru-baru ada sebuah penemuan dengan menggunakan ekstrak mahkota dewa yang diklaim bisa menghambat perkembangan virus Avian influenza hingga 87 %. Pengobatan pada avian influenza sekarang ini lebih ditujukan pada pengobatan penyakit sekunder, dan juga dilakukan terapi supportif dengan multivitamin untuk membantu proses rehabilitasi jaringan yang rusak.
Untuk mencegah timbulnya wabah avian influenza, maka diperlukan pengamanan biologis yang ketat serta perlunya aspek manajemen lainnya secara optimal. Yang perlu diketahui, sumber utama penyebaran virus avian influenza adalah unggas sakit dan sekresinya, sehubungan dengan hal itu, maka sangat penting untuk memisahkan unggas yang sakit dengan unggas yang sehat